Perkembangan Anak
Minggu, 08 Oktober 2017
Edit
Mengenali Perkembangan Anak
Sebagian orang beropini bahwa mengajar di Sekolah Minggu bukanlah pekerjaan yang sukar. Anggapan ibarat inilah yang sering menjadi penyebab kegagalan dalam mengajar.
Karena disamping persiapan mengajar yang matang, seorang Guru Sekolah Minggu dituntut untuk memahami/memperhatikan perkembangan Psikologi Anak menurut usianya. Hal ini akan besar lengan berkuasa pada tehnik mengajar yang harus dipakai sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Dari aneka macam andal yang menyusun perihal tingkat perkembangan anak, ada dua model yang sangat besar lengan berkuasa dalam pengajaran di Sekolah Minggu.
Dengan mempertimbangkan batasan umum Sekolah Minggu, maka dalam pembahasan inipun dibatasi hingga pada usia pra-remaja dengan perkembangan normal.
Perkembangan KOGNITIF ANAK
Karena disamping persiapan mengajar yang matang, seorang Guru Sekolah Minggu dituntut untuk memahami/memperhatikan perkembangan Psikologi Anak menurut usianya. Hal ini akan besar lengan berkuasa pada tehnik mengajar yang harus dipakai sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Dari aneka macam andal yang menyusun perihal tingkat perkembangan anak, ada dua model yang sangat besar lengan berkuasa dalam pengajaran di Sekolah Minggu.
Dengan mempertimbangkan batasan umum Sekolah Minggu, maka dalam pembahasan inipun dibatasi hingga pada usia pra-remaja dengan perkembangan normal.
Perkembangan KOGNITIF ANAK
Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat besar lengan berkuasa dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya yaitu cita-cita untuk menyentuh/memegang, sebab didorong oleh cita-cita untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya yaitu 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Bibel pada anak usia ini tidak sanggup hanya sekedar dengan memakai gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', sebab ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk menjiplak orang di sekelilingnya. Meskipun pada dikala berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
Dalam memberikan kisah harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan sanggup bermain dalam kelompok dengan hukum kelompok (bekerja sama). Anak sudah sanggup dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam memberikan gosip Bibel harus diperhatikan penggunaan bahasa.
Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi bawah umur Tuhan dengan konsep keluarga yang bisa mereka pahami.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, sebab mereka sudah mengerti konsep dan sanggup berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu memakai alat peraga.
Namun kesulitan gres yang dihadapi guru yaitu harus menyediakan waktu untuk sanggup memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Perkembangan PSYCHO-SOSIAL
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa insan yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama yaitu tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai pola pribadi yang terlihat yaitu mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, sebab ini yaitu tahap dimana anak sedang membuatkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diharapkan justru mendorong dan memperlihatkan daerah untuk membuatkan motorik dan mentalnya.
Pada dikala ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, hingga pada hal-hal yang berbau fantasi.
Mereka sudah lebih bisa damai dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih mempunyai kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.